Backpacker ke Pulau Sangiang 12-14 Agustus 2016



Hello Guys…

Kali ini gw akan berbagi tentang perjalanan gw bersama 4 cowok kece dan 2 cewek cool ke Pulau Sangiang, Banten. Ada yang sudah pernah kesana?... Ini pertama kali nya buat kami semua nge-trip kesana. Ada yang tau dimana itu Pulau Sangiang ?... Gw juga baru tau dan baru dengar sie ada yang namanya Pulau Sangiang dari salah satu teman yang akan mengadakan event disana. Tadinya gw mau ikut serta dalam event mereka, tapi apalah daya hati yang sudah tak sabar ingin segera berangkat ke Pulau Sangiang. Kebetulan ada pasukan macho yang sebelumnya gw sama mereka bertemu dan berkenalan saat akan turun dari Mt. Rinjani, jadilah Gw–Pinto–Ricky–Hari–Tyo–Tsaniyah berangkat ke Pulau Sangiang, Banten.

Awalnya gw gak tau letak Pulau Sangiang ini dimana, apakah masuk dalam gugusan kepulauan seribu atau tidak?. Sengaja searching dan browsing sana sini akhirnya didapatlah sumber informasi dari https://id.wikipedia.org tentang Pulau Sangiang yang ternyata tidak termasuk dalam gugusan Kepulauan Seribu namun terletak di wilayah Banten–https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Sangiang.
Berdasarkan dari beberapa cerita dari sesama backpacker yang gw temukan di internet, akhirnya munculah satu nama yang dapat gw hubungi untuk bertanya masalah retribusi, simaksi, dan penyewaan perahu yaitu Mba Anugrah, ini link FB nya https://www.facebook.com/AnugrahAdventure%20/?fref=ts kalo ada teman-teman yang juga ingin travelling ke Pulau Sangiang, Mba Anugrah dan Bang Budi (suaminya) siap membantu. Setelah ngobrol panjang x lebar (hahahah, lebay), disepakatilah harga untuk penyewaan kapal, dapat makan 3x (Biar gak repot), retribusi, alat snorkeling dan segala printilan simaksi sekitar Rp. 300K. Awalnya gw bertanya-tanya apa iya sesulit ini untuk masuk ke Pulau Sangiang, kenapa? Karena dengar dari berbagai sumber agar sedikit sulit jika ke Pulau Sangiang tidak ada orang dalam yang notabene asli penduduk Serang, karena sebagian dari pulau ini sudah ada masing-masing pemiliknya. Oh ya di Pulau Sangiang gw ber 6 sepakat untuk dirikan tenda alias nge-camp di tepi Pantai, bosan nge-camp di gunung dengan kepadatannya, maklum tanggal yang gw pilih untuk nge-trip mendekati 17 Agustus yang mana pasti semua gunung hampir dipadati oleh para pendaki dengan alasan ingin upacara/mengibarkan Sang Merah Putih di puncak gunung (duh… ada-ada aja).

Lanjuuuuttt, tanggal 12 Agustus 2016 malam kita semua bersiap berangkat menuju Pelabuhan Paku Anyer. Padahal kapal akan baru akan siap berangkat Pkl. 08.00 Pagi di tanggal 13 Agustus 2016. Kenapa kami pilih berangkat malam?, karena khawatir jika berangkat pagi hari semua tim kebablasan tidur ha..ha..ha.. alasan klasik banget bukan? hi..hi..hi.. Padahal sebelumnya kami yang hampir gagal berangkat karena kekurangan kuota untuk keberangkatan kapal yaitu minimal 15 orang, akhirnya setelah kuota terpenuhi ada grup lain yang akan ke Pulau Sangiang juga, tiba–tiba jumat pagi baru dikabarin oleh Mba Anugrah klo kami jadi berangkat karena Mba Anugrah sukses mendapatkan grup lain untuk memenuhi kuota kapal. Duh baiknya si Mba sampai mau bantuin kita agar tetap berangkat padahal gw dan temen2 udah hopeless gak jadi berangkat. Hari Jumat saat itupun merupakan Jumat terpanjang karena dari pagi pikiran kami semua sudah tidak berada dimana tubuh berpijak alias kebingungan karena belum ada yang packing tas sama sekali, hahahahha… Belum ada yang dipersiapkan padahal malam itu kita harus berangkat. Memang sudah jalan dan kehendak Tuhan, apa mau dikata yaa nikmatin aja anggap ini bagian dari sebuah proses perjalanan, pulang kerja langsung packing bakbikbuk–beli cemilan–cari tenda–lengkapin peralatan–dan bawa logistik ala kadarnya. 

Tepat Pkl. 23.00 Masing2 dari kita udah stand by di masing–masing keberangkatan, Gw dan Pinto berangkat dari Pool Bis Arimbi Cikokol, Ricky–Tyo–Hari–Tsaniyah berangkat dari Terminal Kp. Rambutan. Alhamdulillah untuk bis ke Serang/Cilegon tersedia sampai jam 12 malam, malah ada yang bilang tersedia 24 jam tapi kalo yang ini gw belum tahu, yang gw tau bis ke Serang/Cilegon baru mulai ready lagi keberangkatan pertama jam 4 pagi, untuk tarifnya sendiri sekitar Rp. 23.000,-.. Selama diperjalanan asli gw gak bisa tidur cuma kriyep-kriyep doing tidur ayam, padahal urusan tidur di bis gw paling cepet nyenyaknya. Akhirnya sekitar Pkl. 01.30 pagi turunlah gw di Simpang 3 Cilegon, dari informasi yang gw dapat kalo mau ke Pelabuhan Paku Anyer atau ke daerah Anyer turun di Simpang 3 Cilegon karena tinggal sekali aja naik angkot berwarna silver dan untuk tarif nya sendiri sekitar Rp. 10.000 sekali jalan. Mahal? Yup lumayan tapi kalo dilihat dari panjangnya jarak tempuh lumayan jauh juga dan angkot ini tersedia 24 jam.

Sambil nunggu teman yang dari Kp. Rambutan, gw duduk dulu dan banyak juga para supir dan kernet ataupun preman setempat yang menawarkan angkot untuk diantarkan ke Pelabuhan. Sepertinya mereka sudah terbiasa dan tahu kemana arah tujuan kami, namun gw masih menolak dengan alasan masih menunggu teman. 15 menit kemudian mereka datang, dan langsung saja gw cari angkot yang mau mengantarkan ke Pelabuhan Paku Anyer, tawar menawar? Pastilah karena harga yang mereka tawarkan adalah perorang Rp. 20.000,- dengan sedikit keberanian dan mempertahankan tawaran gw yaitu Rp. 10.000,- perorang akhirnya sang supir yaitu Bang Alan setuju (Karena memang harganya Rp. 10.000,-/orang). Sekitar 30-45 menit akhirnya gw sampai di Pelabuhan Paku Anyer dan yang ternyata wow lumayan rame euy banyak juga yang akan menyebrang dari Pelabuhan ini entah ke pulau yang sama atau berbeda. Saat akan membayar ongkos angkot Bang Alan menawarkan kami untuk penjemputan saat nanti kembali dari Pulau, okelah kami terima karena lumayan jauh juga untuk jalan ke depan jalan raya sekitar 500 meter. Karena masih malam akhirnya gw dan tim bergegas cari tempat untuk berisitirahat. Kita beristirahat di salah satu rumah dinas pemerintah, ya lumayanlaah untuk sekedar berbaring dan meluruskan badan. Disekitar pelabuhan hanya ada 1 warung yang buka, warung tersebut menyediakan kopi, teh, minuman soft drink, indomie, rokok, dan makanan ringan lainnya. Kali ini lagi dan lagi gw gak bisa tidur bukan karena apa-apa tapi banyak nya nyamukkkk dan suara ngorok dari berbagai teman-teman lain yang sedang tidur cukup membuat gw selalu terbangun. Dari kami yang sukses tidur hanya Pinto–Hari–Tsaniyah, sungguh iri nya dirikuuuuuuu huhuhuhuhu. 

Pagi menjelang, sebelum semua terbangun gw berinisiatif cari toilet untuk sekedar bersih-bersih dan buang hajat hihihihihi.. Disana toilet tersedia 2 kamar yaitu dekat tempat peristirahatan kami dan di rumah warga yang menyediakan toilet umum tidak jauh dari tempat peristirahatan. Cukup lumayan bersih dan airnya dingin serta banyak. Oh ya sebagai tamu kita wajib untuk tetap menjaga kebersihan toilet dan jangan sampai membuat jelek nama kita sebagai pengunjung, seperti jangan buang sampah sembaranag khususnya tissue-puntung rokok–plastik bekas makanan, lalu setelah buang hajat disiram sebersih-bersihnya karena mereka juga tidak pelit dengan air, sangat disediakan cukup dan jangan lupa untuk membayar toilet Rp. 2.000. Matahari sudah terbit dan pemandangan pagi pun mulai terlihat, sebelum kapal datang dan bersiap berangkat kami di anjurkan Mba Anugrah untuk sarapan terlebih dahulu dan usahakan cari sarapan diluar dari komplek pelabuhan karena disekitar situ mahal-mahal. Jadi ya sambil menikmati pagi Gw–Pinto–Tsaniyah jalan keluar untuk cari sarapan, sesampainya di depan memang benar kata Mba Anugrah kalo di luar komplek lebih banyak tukang sarapan mulai dari bubur ayam, ketupat sayur, nasi uduk, dan ketoprak, harga juga bersahabat.


Suasana pagi dan siang di Pelabuhan Paku Anyer

Selesai sarapan kita balik ke Pelabuhan, lalu gw kasih briefing sebentar keteman-teman masalah penjagaan alat yang akan kita pakai yaitu snorkel, mask, dan pelampung. Karena Mba Anugrah sangat mewanti-wanti untuk menjaga dan menghitung kembali setiap alat yang dipakai agar tidak hilang dan kalaupun hilang di lokasi saat digunakan harus segera lapor ke ABK Kapal agar dibantu carikan. Lumayan kocek yang harus dikeluarkan kalau sampai alat yang digunakan hilang, he he he he he

Jam sudah menunjukkan Pkl. 08.00 Pagi, kapal pun sudah ready, rombongan dari grup lain juga sudah datang. Oh iya, jadwal pertama pagi itu adalah langsung snorkeling booo, mantaplaahh udah tidur cuma ala kadarnya pagi itu kita langsung nyemplung ke 2 spot yaitu Lagoon Waru dan Lagoon Bajo. Tapi sebelumnya kita mampir dulu sebentar ke pondokan nya Mba Tari untuk meletakkan tas karena dikhawatirkan jika tas di bawa saat snorkeling akan kebasahan. Perjalanan dari pelabuhan Paku Anyer ke Pulau Sangiang sekitar 45 menit, dan kami disuguhkan pemandangan yang ciamik banget karena ada 1 spot saat akan memasuki area dermaga di Pulau Sangiang kami melewati hutan bakau yang sejuk banget dengan airnya yang jernih sehingga kami pun bisa melihat ikan-ikan kecil disekitar hutan bakau.


Melewati Hutan Bakau sebelum sampai di Dermaga Pulau Sangiang

Sesampainya di dermaga kecil Pulau Sangiang terlihat beberapa petugas sedang berjaga dan menghitung kami satu persatu. Jika dilihat sepintas memang sepertinya agak “ribet” kalau datang kesini tanpa ada channel. Selesai meletakkan tas dan berganti baju untuk snorkeling, gw dan leader grup lain diminta untuk mengisi buku tamu, menandakan ada berapa jumlah tim yang dibawa. Lalu ready to go snorkling.. Yiippiiieeeee…

Spot pertama yang didatangi yaitu Lagoon Bajo ddaaannnnn WWWOOOWWWWW kali ini gw patut acungi 4 jempol dehhh, baru kali ini untuk melihat keindahan bawah laut yang masih caannttiikkk gak perlu jauh-jauh tapi cukup ke pulau Sangiang semua terbayar. Sumpah cantik banget bawah lautnya, terumbu karangnya masih bagus rimbun danberbagai macam warna, terumbunya aja cantik apalagi ikan-ikannya gak kalah banyak dan cantik banget lebih bahagianya lagi disini gak ada bulu babi jadi tambah aman kalo gak pakai Fin. Namun para pengunjung juga harus hati-hati saat berenang untuk menjaga pijakan kaki atau jarak dengan terumbu karang karena kedalamannya hanya sekitar 3-5 meter makin ke tepi terumbu makin banyak dan makin pendek. Korbannya sudah ada yaitu Pinto, 2 kali dia tergores terumbu karang yaitu karena terumbunya memang masih rapat2 dan tidak terlalu dalam. Pokoknya ciamik banget deh spot ini… Rasanya gak bosan untuk berlama-lama dan menjelajahi spot ini.

Selesai spot pertama, lalu kami lanjut ke spot yang kedua yaitu Lagoon Waru. Di spot kedua ini terumbu karang dan ikannya tidak sebanyak di Lagoon Bajo. Dan disini kedalaman lautnya lebih dalam sekitar 5-10 meter. But it is OK, tetap masih cantik dan banyak ikan-ikan yang cantik. Oh ya, kebanyakan ikan-ikan disini adalah ikan-ikan hias yang sering kita lihat di toko-toko ikan hias dan juga ketinggalan di Lagoon Bajo ada ikan badut nya lho yang biasa kita sebut dengan Nemo.


Ikan Badut di Lagoon Bajo


Enjoyed the Video Guys

Puas snorkeling di 2 spot yang ajib, akhirnya kita balik ke Pondokan untuk bersih-bersih dan makan siang. Pondokan yang gw maksud adalah homestay yang tersedia di Pulau Sangiang. Disini gw dan tim ngga bermalam di homestay tapi kita mau diriin tenda di tepi pantai, aajjiibb kaann :D :D. Tapi sebagian grup lain ada yang akan bermalam di homestay, karena itu kita diizinkan untuk menitipkan tas sementara dan ada fasilitas toilet yang bisa digunakan. Untuk ukuran toilet lumayan bersih dan jangan khawatir dengan airnya-melimpah ruah. Tapi sebagai manusia yang bijak, berhematlah dalam menggunakan air apalagi air tawar yang berada disuatu pulau kecil dengan dikeliling laut pastilah persediaan air tawar yang ada tidak sebanyak ketika berada di ibukota. Setelah beberes, kita disajikan makan siang. Kali ini makan siang dengan menu Nasi, Ayam Goreng, Sambal, Lalapan, Tumis Kangkung, Tempe Goreng dan air minum mineral gelas, lumayanlah untuk menu makanan yang ditawarkan. Selesai makan, tadinya gw mau ngajak tim untuk langsung cari spot diriin tenda tapi apa mau dikata mereka dan termasuk gw yang dari semalam belum tidur cukup udah tepar setelah makan. Tapiiii lagi dan lagi gw gak bisa tidorrrrr, ampun deh ih mata kenapa yaaa ngga ngantuk juga cuy… sedih gw sepertinya satu2nya orang yang gak ngantuk dan gak bisa tidur. Okelah gw kasih waktu mereka untuk tidur sekitar 1 jam, karena gw khawatir kalo kesorean ke pantainya spot untuk diriin tenda sudah penuh, ditambah lagi awan yang mulai mendung dan angin yang cukup kencang yaa walaupun matahari tetap masih ada.

Oke… Jam 3 sore waktunya bangun bangun bangunnnnnnnnn… Kita ready untuk ketepi pantai. Sesampainya disanaaa sumpaaahhhhhh bener-bener takjub lagi dan lagi… Ada ya daerah banten pantai dengan pasir putih yang halus serta air yang masih jernih banget.. Ombak juga lumayan deras persis tekstur pantainya mirip pantai-pantai di laut selatan Gunung Kidul, berpasir putih dan berkarang dengan ditemani ombak yang besar. Aaaahhh sejenak gw baper kangen sama Yogya… Kapan ya bisa kesana lagi ?!
Bersiap mencari spot untuk mendirikan tenda dan memasangnya bukan perkara yang mudah, kenapa?? Spotnya sie udah dapet tapiiiiiiiii angin nya keunncceeenngggg banget guys.. Hampir-hampir aja kita semua hopeless dan berniat balik untuk bermalam di pondokan aja.. Tapi, masa gini aja nyerah sie?? Udah niat jauh–jauh hari sekarang cuma karena angin masa iya nyerah, dipantai pulaaaaakkk.. Digunung aja tetep stay strong, hehehehe… Akhirnya 1 jam berlalu dan berhasil bangun 2 tenda dengan susah payah. Untung si Tyo bawa Flysheet jadi amanlah untuk menghadang angin yang berhembus dari laut ditambah Hari yang bawa hammock menambah serunya nge-camp di tepi pantai. Okeee tenda sudah jadi dan waktunyaa bermaaaiiinnnn dan foto-foto canttiikkk…


Tenda kami (kece badai kaann) sambil Hammock-an di pinggir Pantai


Sore pun berlalu dan berganti malam, setelah puas eh puas? Gak ding masih belum puas bermain dipantai dan foto-foto cantik. Akhirnya kita semua bilas mumpung masih ada sedikit matahari. Oh ya di deket tenda ada 2 toilet yang bisa digunakan, 1 toilet khusus untuk mandi dan 1 toilet lagi khusus untuk buang hajat tapi juga bisa di gunakan untuk mandi. Nah.. khusus para ladies untuk mandi atau buang hajat di toilet harus hati-hati ya kalo bisa jangan sendirian tapi minta ditemenin, kenapa? Karena toilet-toilet yang dibangun baik deket homestay dan pantai terbuat dari bilik-bilik bambu atau rotan-rotan yang mana masih terdapat sela-sela (tidak tertutup rapat) jadi harus pandai jaga diri dan waspada saat berada di dalam toilet. Tapi sejauh yang kemarin gw rasakan aman-aman aja sie selama itu tidak sendirian.

Rencananya saat malam hari kita mau buat api unggun dan bakar-bakar sambil ngobrol cantik namun semua itu bubaaarrr, hahaha… iya bubar karena kondisi alam yang tidak memungkinkan dan kondisi para lelaki yang udah pada roboh kecapean jadi mereka lebih memilih tiduran cantik dalam tenda. Sekitar Pkl. 19.00 makan malam pun datang. Oh ya, lupa bercerita saat siang setelah selesai snorkeling Bang Muh sang ABK kita menyempatkan diri untuk mengambil beberapa ikan secukupnya sebagai makan malam kami, dan ikan yang ditangkap dengan cara manual itu gak tanggung-tanggung lho teman yaitu ikan kerapu macan, ikan kerapu merah, dan ikan tongkol. Hhhmm.. bayangkan makan malam dengan lauk ikan bakar yang masih seger baru ditangkap dari laut membuat air liur ngecess temaann.. Dan benar menu makan malam kami adalah ikan bakar dengan sambal dan lalapan, Marriii mmaakkaannn… Sayang beribu sayang beberapa momen dan cerita tidak gw sertakan dengan gambar, karena memang gw lupa untuk mengambil gambarnya, saking takjubnya dengan keindahan Pulau Sangiang. Maafkan saya yaaa.. Next kalo gw kesana lagi akan gw update. Tapi kalian juga harus kesana. Pokoknya gak nyesel deh untuk menyambangi keelokan dan keasrian Pulau Sangiang. Tapiiii.. tapi nihhh gw ingatkan lagi bagi kalian yang mau kesana di mohon dengan sangat untuk tidak merusak keindahan, keaslian dan keasrian Pulau Sangiang seperti :
1.       Tidak merusak terumbu karang, karena disana terumbu karangnya pendek-pendek di mohon untuk tidak berdiri atau menginjak Terumbu Karang apapun alasannya.
2.      Tidak mengambil ikan hias.
3.      Tidak membuang sampah apapun baik itu puntung rokok, plastik permen, tissue kering atau basah, plastik bekas makanan, gas, dan sampah lainnya ke laut atau pun pada saat di darat. Buanglah sampah pada tempatnya. Tidak menemukan tempat sampah? Bisa kalian selipkan duhulu di tas atau dikantong baju/celana. Semua bencana besar terjadi dari hal kecil yang tidak disiplin. Memang ditepi Pantai Pasir Panjang banyak sekali sampah atau bisa juga dilihat saat dilaut kita menemukan 1 atau 2 item sampah tapi ingat sampah itu bukanlah sampah dari Pulau Sangiang namun sampah bawaan dari ombak. Sampah dari kota-kota tercinta yang dibuang sembarangan dan terbawa oleh ombak, karena kalo diperhatikan memang sampahnya adalah sampah Rumah Tangga.
4.      Hematlah dalam menggunakan air tawar, karena bukan kita satu-satunya pengunjung yang datang dan setelah itu tidak ada lagi yang datang. Di pulau tersebut juga ada beberapa kepala keluarga yang menghuni Pulau Sangiang.
5.      Tidak melakukan corat coret batu atau tebing-tebing. Ingat!! untuk mengabadikan moment tidak perlu merusak bukan? Jadilah traveler sejati.
6.      Saling menjaga alam agar tetap lestari dan jangan kotori tangan kita untuk merusak lingkungan. Namun jadikanlah Pulau Sangiang sebagai Pulau Wisata yang patut dikunjungi karena keasriannya dan membangun membantu perekonomian masyarakat sekitar agar lebih sejahtera.

Oke lanjuttt… Pertama kalinya nge-camp di tepi pantai yang gw rasain adalah ppppaaannnaasssss ggeerraaaahhhhh seakan-akan oksigen habis ditelan malam. Biasanya kalo nge-camp di gunung pasti kita akan menggunakan sleep bag dan jaket tebal. Di Pantai?? Boro-boro jaket tebal, sleep bag saja gw tanggalkan dan pintu tenda gw buka selebar-lebarnyaaa… Baju gw basah kuyup sama keringet. Sumpah panas banget… dan malam itu tidak ada angin yang berhembus. Entahlah salah dimananya, salah posisi tenda yang dibangun atau adanya flysheet yang menghalangi angin masuk ke dalam tenda. Tapi ini bagus untuk pengalaman dan pelajaran agar next bisa lebih baik lagi.

Pagi menjelang, hari kedua, Minggu 14 Agustus 2016. Rencana awal kita sudah janjian sama Bang Muh untuk trekking darat mulau Pkl 06.00 tapi apa mau dikata, Hayati lelah bang–para lelaki apalagi masih jetlag semua hahahahha. Baru ngumpul nyawa jam 7 pagi gw bergegas untuk mandi dan buang hajat mumpung masih pagi juga masih sepi. Selesai beberes pun 2 laki-laki sudah bergegas untuk mandi, dan sisanya masih molor cuyyyy.. Akhirnya beres-beres Pkl. 09.00 kita baru siap trekking, hahahaha Siang banget yaakkk… Saat itu yang menemani kita trekking bukan Bang Muh tapi diganti dengan Bapak Sarmin (Maafkan kami ya pak yang kesiangan) hihihihi.. Spot yang akan kita kunjungi yaitu Goa Kelelawar, Bukit Harapan, dan Saung Tungku. Kira-kira perjalanan memakan waktu 2 jam untuk mengitari semua spot yang dimulai dari Pantai Pasir Panjang dan berakhir di Pantai Pasir Panjang pula. Oh ya, penting untuk diingat ketika akan melakukan trekking darat para pengunjung di harapkan dan mungkin diharuskan untuk membawa lotion atau spray anti nyamuk, kenapa?? Karena buaannyyaaakkk sekali nyamuk hutan atau nyamuk rawa yang menghampiri. Seakan – akan kami adalah sasaran paling empuk untuk di hisap darahnya.


Atas kiri bersama Bapak Sarmin guide kami, Bawah kiri foto dulu seelum pulang, Kanan bawah Ramean di Goa Kelelawar


Selesai trekking darat jam sudah menunjukkan Pkl. 11.00 Wib, sedangkan kapal akan berangkat untuk kepulangan Pkl. 12.00 Wib, hahahahahha dan kita belum sarapan dan belum juga packing. Sungguh liburan yang masih terasa kurang… Oke tanpa babibu kami semua langsung packing, bongkar tenda, dan bersiap-siap untuk pulang. Untuk sarapan, kita sarapan di kapal sajalah… hehehehe..

Selesai packing langsung cusss ke homestay dari grup lain yang udah pada nungguin kita kelamaan hahahaha Maafkan ya teman :D :D.. Selesai pamitan dengan para warga dan Mba Tari sebagai perwakilan dari Mba Anugrah, yup perwakilan karena di trip ini Mba Anugrah atau Bang Budi ngga bisa nemenin kami dikarenakan mereka ada pekerjaan lain. Ya sudahlah tak apa, mungkin lain waktu bisa bertemu ya Mba…

Pkl. 13.00 kita sudah sampai mendarat kembali ke Pelabuhan Paku Anyer. Finally… pergi pulang selamat tanpa ada yang kekurangan, satu-satunya yang berkurang hanya beban tas, hahahaha.. Sesampainya di Pelabuhan Paku Anyer kami tidak langsung pulang tapi menunggu angkot yang akan menjemput kami, sambil nunggu kami semua puas-puasin untuk ngobrol, ngopi, nikmatin pemandangan dan jajan. Kurang lebih 1 jam akhirnya angkot kami datang, namun ada sedikit insiden kurang enak yang terjadi, insiden ini tidak terjadi pada grup kami tapi pada grup lain, yang mana dua angkot yang akan menjemput mereka hanya datang satu angkot padahal yang satu angkot mereka sudah bayar lunas untuk PP. Wuuiihhh gw pikir berani juga nyali mereka untuk langsung bayar lunas pada angkot yang baru dikenal, ya kembali lagi mungkin ini karena modal kepercayaan yang mereka berikan namun nyatanya kepercayaan tersebut berbuah kekecewaan. Sabar ya mas mba.. Tappiiii gara-gara insiden itu sedikit berimbas juga sie ke grup gw jadinya angkot yang menjemput kami hanya mengantar sampai depan jalan raya karena mereka akan menggantikan angkot yang tidak datang (Yaa karena antar supir adalah teman jadi kayak gantiin gitu deh) tapi mereka bertanggungjawab kok mencarikan angkot lagi untuk mengantar kami ke terminal PCI.

Pkl. 15.00 Wib kami sampai di terminal PCI, sungguh terminal yang lumayan besar dan hanya berisi bis-bis antar kota, modelnya bis-bis ini tidak ngetem seperti diterminal lain jadi hanya untuk transit naik turun penumpang setelah itu berangkat lagi. Tapi tak usah khawatir juga sudah ketinggalan bis, bis dengan jurusan yang sama akan segera datang lagi. Bis dari semua jurusan ada seperti Kp. Rambutan–Serang, Tangerang–Serang, Purwakarta–Serang, Sukabumi–Serang, Bekasi–Serang, dll. Dan sampai disinilah perjalanan trip ke Pulau Sangiang berakhir, masing-masing balik ke tujuan terpisah. Terimakasih teman–teman atas waktu, kebersamaan, canda tawa, kepercayaan yang telah diberikan, semoga lain waktu kita berjumpa dan nge-trip bareng lagi. See Yoouuuu :D

Bonus Photo-photo, Cekidot :D :D

 @Pantai Pasir Panjang

Ciiee Kitoy (Ricky) malu-malu mau di foto :p

@Goa Kelelawar

Kosim (Hari) with Our Guide, Mr. Sarmin

Dari atas Bukit Harapan

Like Father Like Son #eh

Ciieeeee... yang lagi jadi model @Pinto

 @Pantai Pasir Panjang #Mendung

Lezatnya Tongseng Kambing Pak Naryo Solo

Bagi beberapa orang antipati terhadap makanan yang berbahan dasar kambing, ketika diajak makan kambing pasti yang pertama terlintas di pikiran selain kolesterol adalah bau si embek yang masih tercium atau dagingnya keras. heheheh...

Salah satunya adalah gw, dulu gw juga antipati terhadap masakan yang berbahan si embek karena ya gw gak suka sm baunya dan dagingnya yang keras. Tapiiiiiiii ketidaksukaan gw terhadap si embek saat ini berbalik total dimana sekarang gw suka banget sama masakan yang berbahan daging kambing. Jatuh cinta nya gw pada daging kambing saat di olah menjadi sate, sup atau tongseng ini karena secara tidak sengaja gw menemukan satu warung makan di daerah Regency Grha Raya - Ciater namanya "Tongseng Pak Naryo Solo" sekilas sie tampak biasa aja dan tidak ada mood buat makan disini. Tapi lagi lagi dan lagi si Ndut mengajak gw melakukan survey terhadap makanan di daerah yang baru kita jelajahi. Well akhirnya saat berbuka puasa kemarin, mampirlah gw ke warung makan ini, setelah lihat-lihat menu yang disajikan, gw pesan tongseng kambing dan si Ndut pesan sate kambing.

Menu dan harga yang di sajikan

Sekilas sie rumah makan ini seperti sudah lama berdiri, hal ini terlihat dari desain dan furniture rumah makan yang tampak sudah lama dan usang, semoga tidak sama dengan rasa masakannya yaaa... hehehee. 15 menit telah berlalu dan akhirnya makanan pun datang. Pertama kali pesenan datang, kelihatannya sie enak dan menggiurkan hal ini tercium dari aroma masakannya yang full dengan banyak rempah. Tanpa berlama-lama setelah cuci tangan - berdoa - lalu santaplah makanan tersebut dan wwwwoooowwwwwwwwwww rasanya yuummyyyy bbooooo *ngeces* sumpah baru kali ini gw benar-benar jatuh cinta pada olahan daging kambing yang disediakan. Rasanya nendang banget, tongseng kambing dengan kuah cokelat kental, dari manis, gurih, pedes, semuanya nyatu banget. Selain dari rasanya yang emejing, dagingnya tidak berbau sedikit pun dan eeemmppuuukkk banget. Bahkan sekelas gajih / lemak dari kambing itu sendiri tidak berbau dan mudah dikunyah. Hhhmmmm.. bener-bener jatuh cinta gw. Oh ya selain di warung makan Tongseng Pak Naryo, sebelumnya gw juga pernah makan tongseng dan sate kambing di beberapa warung makan lainnya seperti Tongseng Kambing Pak Bejo di daerah Bintaro, Sate Kambing Muda di daerah Serpong, dan Tongseng di daerah Sta. Kranji. Dan untuk rasa, tekstur daging serta harga, yaaa HARGA semuanya kalah dengan Tongseng Pak Naryo Solo. Disini untuk harga yang ditawarkan pun terbilang murah seperti seporsi tongseng kambing hanya di hargai Rp. 18.000 (sejauh ini harga inilah yang paling termurah yang gw temui) dan seporsi sate kambing Rp. 28.000.

Tongseng Kambing

Sate Kambing

Mungkin bagi blogewan dan blogewati yang juga favorit dengan masakan daging kambing, bolehlah masuk dalam list kuliner kalian untuk mencicipi lezatnya olahan daging kambing di warung makan "Tongseng Pak Naryo Solo". Warung makan ini juga masuk dalam food.detik.com lhoo --- http://food.detik.com/read/2009/08/10/125300/1180474/288/2/kesengsem-tongseng-racikan-pak-naryo. Selamat berwisataaa kulinerrr :) :) :)

Backpacker Singkat ke Untung Jawa

Persiapan ke P. Untung Jawa

28 Juni 2014, Sabtu yang ceraaahhh.. alias gak pake ujan.. Udaranya sejuk, adem dan gak terik-terik banget. Pas banget dengan jadwal jelong-jelong gw di hari ini. Mau kemana kita? Yup, hari ini gw dan si Ndut mau plesiran murmer ke Untung Jawa, salah satu pulau di kepulauan seribu yang bisa dikunjung dari Tanjung Pasir.

Kali ini gw akan berbagi pengalaman plesiran dari ke P. Untung Jawa via Tanjung Pasir, Tangerang, Banten. Bagi para blogewan dan blogewati (panggilan pribadi gw untuk para pembaca blogger) yang habitatnya di sekitar Tangerang Selatan, BSD City, Tangerang dan sekitar ingin jalan-jalan ke P. Untung Jawa bisa melalui Pelabuhan Tanjung Pasir. Untuk ke Pelabuhan Tanjung Pasir bisa di akses dengan menggunakan angkutan umum (backpacker bgt), kendaraan motor roda dua (Eksekutif), atau kendaraan mobil pribadi (VIP). Gw akan berbagi rute ke Tanjung Pasir dengan menggunakan kendaraan umum, karena habitat awal gw ada di sekitar daerah BSD City jadi gw akan start dari daerah ini. Dari BSD City kita bisa naik angkot kijang hijau baret putih jurusan Muncul - Kalideres atau angkot carry hijau baret merah jurusan Cikokol - BSD City, lalu turun di Samsat Cikokol untuk naik angkot carry orange/kuning biru yang biasa ada tulisan RB di angkotnya dan turun di Pintu Air 2. Dari Pintu Air 2 kita naik angkutan jenis ELF yang mengarah ke Teluk Naga atau Kp. Melayu. Kp. Melayu disini bukanlah Kp. Melayu yang berada di daerah Jakarta namun ini adalah salah satu nama perkampungan di daerah Teluk Naga *soktahu*. Setelah sampai di Kp. Melayu atau pemberhentian terakhir angkutan ELF lalu dilanjutkan dengan angkutan terakhir yaitu carry warna putih jurusan Kp. Melayu - Tanjung Pasir dan turun di akhir pemberhentian.

Pada saat kalian naik angkutan ELF, kalian akan melihat berbagai pemandangan mulai dari bandara Soekarno-Hatta, pesawat-pesawat dari berbagai maskapai yang sedang berjajar rapi sampai pemandangan warga yang sedang asyik mandi - mencuci pakaian - mencuci piring sampai dengan Poopssss.. Yak benar!! mereka POOP dalam satu aliran sungai yang sama. Lalu muncullah pertanyaan dalam diri gw, alasan hebat apa yang menyebabkan mereka dengan riang dan senangnya mandi ditepi sungai, mencuci pakaian - mencuci piring, hingga buang hajat di satu saluran sungai dimana airnya terbilang keruh, sangat keruh???!!!! belum lagi ditambah dengan pencemaran air limbah dari pabrik-pabrik sekitar dan sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Sepintas gw merasa miris dan kasihan melihatnya, apakah dirumah mereka tidak ada air bersih sama sekali?? sampai mereka rela untuk melakukan semua kegiatan yang membutuhkan air di tepian sungai keruh. Kemana pemerintah? Apakah mereka tidak melihat hal ini? atau hanya diam saja, pura-pura tidak lihat??? Yaaaa hanya mereka dan Tuhan yang tahu jawabannya :'( :'( :'(  Oh ya, kalau kalian mau melihat pemandangan seperti ini sebaiknya kalian berangkat pagi sekitar jam 7 pagi atau pulang dari Tanjung Pasir sekitar jam 5 sore. Namun untuk jam pulangnya hanya berlaku untuk kalian yang bawa motor sebab angkot carry putih dari Tanjung Pasir ke Kp. Melayu hanya beroperasi sampai jam 1/2 5.

Oke balik ke topik utama, setelah sampai di gerbang Tanjung Pasir, bagi yang membawa kendaraan motor roda 2, bisa dititipkan dengan membayar uang parkir sebesar Rp. 10.000,- sampai pulang (seharian). Saran gw sie kalau mau titip kendaraan baiknya dititipkan yang tempat sewanya dijaga oleh bapak-bapak dari TNI AL karena di jamin aman (+ bapaknya galak2 ccuuyyy, disiplin banget!!) hehehehe.... Setelah itu, gak lama berjalan dari tempat parkir atau saat memasuki gerbang Tanjung Pasir, mulailah gw disamperin oleh beberapa kang mas (ccciiieeeee...), Oke!! gw klarifikasi!! kang mas tersebut nyamperin gw bukan untuk ngajak gw ngedate atau mau kenalan tapi untuk nawarin gw naik perahu untuk nyebrang ke P. Untung Jawa. Daaannnnn eng ing eng gw shock saat mendengar tarif perahu hari itu, tarifnya naik dari 25ribu untuk PP / Orang menjadi 40rb untuk PP / Orang.. wwwwooowwwww *emejing. Susah payah segala cara pun gw minta si Ndut untuk tawar menawar dan walhasil gak bisa ggoolll!! Huh sebelllll... huhhuhuhu... Apa mungkin ini karena mau menjelang puasa kali ya? Karena keberangkatan gw ke P. Untung Jawa adalah 1 hari sebelum bulan puasa dimulai.. hehehehe.. Jadi yaaa mungkin mereka aji mumpung karena pada hari tersebut juga gak banyak pengunjung yang nyebrang dan itung-itung nambah penghasilan karena mau lebaran :D :D :D. Oke lah karena udah jauh-jauh dari habitat datang kesini, akhirnya deal diangka 40rb dan kita capcuusssss naik keperahu...

Sukses Bikin Ndut Berani Naik Perahu *Chheeerrrsssss

Inilah hal yang paling penting buat gw dalam perjalanan ke P. Untung Jawa, dimana untuk sampai ke pulau tersebut kita harus naik KM ukuran sedang sekitar 45 menit perjalanan. Sebelum itu, untuk naik ke perahunya pun harus melewati jembatan buatan yang dibuat oleh para nelayan, jembatan kecil seperti tangga beserta dengan pegangan bambu yang direntangkan oleh 2 nelayan sebagai pegangan para penumpang ketika naik ke perahu agar tidak jatuh. FYI, si Ndut ini paling takuuuuttttt banget sama hobi gw yang satu ini, dia phobia banget nget nget terhadap laut dan perahu... Pernah satu kali dia gw paksa naik perahu yang ada di Ancol sebagai salah satu objek wisata, walhasil saat melewati tangga untuk ke perahunya dia jatttooohhhhh!!! karena saking takutnya. Merasa bersalah juga sie gw dan deg deg ssseeerrrrr saat liat dia jatoh apalagi jatohnya diantara bebatuan karang yang tajam-tajamnya ampun deh, terus pas di perahunya muka dia pucet pasi  *jahat banget yak gw :D :D. Taaapppiiiiiii kemarin si Ndut berhhaasssiiillllll berhhhaaaasssiillll beeerrrhhaaasssiillll... Dia berani dan gak jatoh lagi saat naik ke perahu. Sengaja saat naik ke perahu gw mempersilakan dia duluan dan gw dibelakangnya *takut kalo2 dia jatoh lagi bisa gw tangkap*, di kapal gw pilih tempat duduk di area depan deket kemudi pak supir biar dia merasa aman. Tapi tetep di awal-awal dia mulai khawatir dan gw gak boleh jauh-jauh dari dia. Sepanjang perjalanan yang gw lihat adalah laut yang tenang dan wajah si Ndut yang pucet-cemas-keringetan. Saat itu yang gw takutin adalah takut dia muntah di kapal -_-" tapi gak duunngggg. Akhirnya 45 menit berlalu dan akhirnyaaaa kita tiba di dermaga P. Untung Jawa. yyeeeeeeyyyyyyy....

Wajah gue yang sumringah ketika naik KM

Wajah Ndut yang masih takut naik KM

Narsissss :-p

Peta pulau-pulau di Kepulauan Seribu yang bisa dikunjungi dan masing-masing dermaga

Sesampainya di dermaga P. Untung Jawa sekitar jam 1 siang, hal pertama yang gw dan Ndut cari adalah makan makan makan makan karena perut kita berdua yang udah keroncongan dan belum sarapan apa-apa sejak start dari BSD City. Dari dermaga terdapat 2 jalur, ada jalur ke kiri dan jalur ke kanan, untuk jalur ke kiri adalah tempat untuk cari makanan, menuju hutan mangrove dan snorkling ke P. Rambut. Sedangkan untuk jalur ke kanan adalah tempat untuk bermain wahana yang disajikan P. Untung Jawa - disini ada berbagai macam wahana permainan dan semuanya seru-seru, sayang gw gak sempat nyoba jadi gak tau harganya berapa *next time*, main di air laut yang jernih (karena kalau yang disebelah kanan kurang jernih), mancing bagi yang hobi, dan tentunya ada masjid, tempat bilasan, home stay, pelabuhan P. Untung Jawa, dan tugu. Inilah penampakannya :

Salah satu spot untuk berisitirahat sambil sewa tikar

Santaaaiiii sambil nunggu makan siang datang :)

Spot untuk bersantai sambil makan siang di saung yang terletak di pinggir laut

Di P. Untung Jawa juga ada Polsek nya juga lho

Banyaknya pedagang yang menjajakan beranekaragam souvenir

Tempat bilasan bagi pengunjung yang telah selesai bermain air laut

Tugu yang ada di P. Untung Jawa (Lupa namanya :D)

Ada kantor Lurah juga :)

Pelabuhan di P. Untung Jawa

Masjid yang ada di P. Untung Jawa, bersih, rapi, dan adem

Karang Taruna sebagai tempat berkumpul para remaja di P. Untung Jawa

Sekolah Menengah Pertama di P. Untung Jawa

Di P. Untung Jawa kita masih bisa menemukan lapangan sepak bola nan hijau yang luas membentang *lebay*

Tersedia beranekaragam permainan air di P. Untung Jawa

Karena kita berdua udah kayak cacing kena garam, alias nahan laper!! jadilah kita berdua belok ke jalur kiri untuk cari makanan. Rasanya gak afdhal kalo plesiran ke daerah laut tapi gak icip-icip seafood yang ada disitu. Saat kita berjalan memasuki area makanan, di ujung jalan ada beberapa ibu-ibu / mba-mba yang dengan sigap menyambangi kita untuk menawari makan dengan sajian laut yang nikmat. Akhirnya setelah lihat-lihat jatuh hati lah kita pada tawaran menu makanan salah satu mba, namanya mba Anita. Awalnya sie gw kurang yakin dengan masakannya apakah enak atau gak, tapi si Ndut menyarankan agar kita mencoba saja. Oke lah setelah lihat menunya kita sepakat pesan paket makan ikan kue bakar, udang saos padang, nasi, lalapan, sambal kecap, dan air minum total Rp. 120rb + sewa tikar Rp. 10rb sampe sore. Karena hari itu sepi pengunjung maka dengan leluasa gw bisa pilih spot yang enak buat makan sambil istirahat gelaran tikar. Oh ya, karena gw itu alergi sama udang yang udah gak bagus *kelamaan di darat* maka tugas si Ndut lah yang mengecek ke dapur mba Anita untuk lihat kondisi udang dan ikannya apakah masih bagus apa tidak. 15 menit berlalu sejak pemesanan dann vvvvooiillaaaaa makanan kita datang, daan betapa shocknya gw saat makanan datang, porsinyaaa banyaakkkk bangeett!!! Itu porsi buat 4 orang tapi ini yang makan hanya 2 orang. -_-" *dampak kelaparan akut*. Gak pake basa basi ba bi bu, langsung cuci tangan - doa - dan mmmaaakkkaaannn... Kali ini gw akan bilang kalau menu dan masakan yang di tawarkan mba Anita tidak mengecewakan!! Rasanya emejing kawan-kawan... Rasanya uueennnaaakkkk tenannn, maknyosss, jos gandosss dan muurraaahh. Di sekaliber Tangerang apalagi Jakarta gw dan Ndut belum pernah nemuin seafood yang semurah, seenak, dan sesegar ini. Seafoodnya masih seger-seger banget, hal ini terjawab karena saat gw makan udangnya tidak berbau amis sama sekali dan daging udang serta ikan kue nya terasa maanniissss.. nyam nyam nyam... lap iler


Paket Makan Siang untuk 4 orang

Selesai makan, porsi 4 orang tapi buat 2 orang dan makanan abis ludes hanya tersisa nasi dan sambalnya saja *kendorin ikat pinggang* wal hasil gw dan Ndut gak bisa beranjak dari tempat duduk dan mulailah muka bego kita berdua keluar karena kekenyangan, hahahhaha. Gak terasa jam sudah menunjuk Pkl. 14.30, wah harus segera bergegas untuk menikmati pantai walau sebenarnya kita berdua masih dalam posisi kekenyangan dan sayup-sayup ngantuk akibat semilir angin laut serta teduhnya langit pada hari itu *cciieeeee*. Dari jalur kiri, kita beranjak ke jalur kanan untuk mencari spot berenang yang bagus. Jika para pengunjung ingin bermalam di P. Untung Jawa tidak perlu khawatir karena di pulau ini tersedia banyak home stay mulai dari harga 300rb/malam. Bagi para pengunjung yang ingin bermain air tapi lupa bawa pakaian ganti, tennaaannggg disini juga banyak penjual yang menjajakan pakaian ganti. Di pulau ini kita juga bisa sewa sepeda dengan harga 5rb/jam nya agar lebih puas mengelilingi P. Untung Jawa tanpa harus berjalan kaki.

Salah satu spot bagi pengunjung yang hobi memancing

Sayang gak bawa pancingan ya Ndut (padahal bisa sie sewa)

Akhirnya tibalah gw dan Ndut menemukan spot yang bagus untuk bermain-main air, spot pertama airnya jernih, kondisi air tenang dan belum berpasir, sesaat Ndut bermain-main di area tersebut dan tidak lama kita pindah spot untuk cari yang lebih bagus.

Narsissss dduulluuuu

Spot pertama, airnya lumayan jernih dan tekstur di kedalamannya berpasir

Saat sedang berjalan-jalan dan foto-foto narsis tiba-tiba secara tak sengaja Ndut menemukan Ubur-Ubur cantik berwarna putih yang terdampar ke sebuah kolam, mungkin terbawa saat ombak sedang tinggi, ini dia penampakannya :

Ubur-ubur yang terdampar karena terbawa ombak

Melanjutkan perjalanan lebih ke kanan, tibalah kita di spot yang berpasir, tekstur pasirnya putih ke coklatan dan terasa halus. Gak menunggu waktu lama si Ndut menceburkan dirinya kembali namun di area ini kondisi laut terdapat ombak tapi ombaknya tidak besar, tapi pengunjung harus berhati-hati karena di area ini banyak pecahan batu karang yang lumayan tajam.

Spot kedua, airnya lebih jernih namun dikedalaman airnya agak kasar karena banyak pecahan terumbu karang

Spot kedua juga cantik dijadikan ajang berfoto

Puas bermain-main, kita melanjutkan perjalanan kembali. Namun kali ini gw sedih dan miris melihatnya, karena pemandangan yang tampak di mata gw adalah gundukan sampah yang menumpuk dan tidak terurus. Oh Tuhaaaannnn.. betapa teganya para wisatawan lokal dan mungkin beberapa warga yang tega membuang sampah sembarangan, tidak terkelola dengan baik, dan yang ada malah merusak pulau yang indah ini. Sedih gw liatnyaaa... Berharap banget pemerintah setempat dan pemerintah dari luar ikut membantu berpartisipasi untuk menyelesaikan masalah sampah ini. Mumpung masih sedikit dan pulaunya juga kecil, sebaiknya cepat dilakukan pembenahan agar nasib pulau ini tidak senasib dengan Ibu Kota Jakarta yang telah bergelimang sampah dimana-mana akibat ketidakpedulian warga dan pendatangnya.

Gundukan sampah disekitar perahu-perahu yang sudah tidak terpakai atau masih dalam pengerjaan

Gundukan sampah lagi dan kali ini sepertinya semakin menggunung... Sooo sadddd

Uniknya pada saat gw mengunjungi spot kedua ini tanpa sengaja lagi-lagi tanpa sengaja si Ndut menemukan sebuah kejutan... hahahahaha... Kenapa dibilang kejutan karena yang kali ini gw dan Ndut temukan adalah sebuah k*n*om.. Hahahahah... Hari gini, masih aja ada orang-orang yang tidak bertanggungjawab berusaha melakukan hubungan terlarang di alam terbuka, belum tahu aja dia kalau alam sudah marah tidak ada yang bisa menahannya.. Entah perbuatan siapa ini... Jangan ditiru ya kawan-kawan *miris

Perbuatan entah pengunjung atau warga yang tidak bertanggungjawab

Selesai main air, Ndut gw minta untuk segera bilas karena waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. Oh ya disini kalau mau bilas awalnya hanya disediakan 1 ember berisi air penuh yang di hargai Rp. 3.000/ember namun kalau kurang kita bisa minta nambah kok tentunya juga diikuti penambahan harga.

Selesai bersih-bersih *horeeee Ndut udah ganteng lagi* kita bergegas untuk mengambil beberapa barang yang sengaja kita tinggal di tempat awal sekaligus membayar uang sewa tikar. Karena waktu sudah amat sore, para pedagang pun sudah banyak yang menutup dagangannya kita bergegas menuju dermaga untuk pulang. Oh ya, kali ini rute naik kapalnya agak berubah, kalau dulu biasanya bayar ongkos kapal pada saat waktu pulang, dimana kapal yang kita gunakan pada saat pulang harus sama dengan kapal saat kita berangkat. Namun sekarang tidak lagi, semua penumpang wajib bayar dahulu ongkos PP disaat awal pemberangkatan setelah itu saat pulang kita boleh naik kapal yang mana saja. Oh ya, just info untuk kapal terakhir dari P. Untung Jawa ke Tanjung Pasir hanya sampai Pkl. 17.30 sore atau tergantung dari banyaknya pengunjung.

Saat perjalanan pulang sebelum naik kapal, si Ndut melihat kapal bertingkat yang mana penumpang bisa duduk di atas kapal dan emejingnya si Ndut ngajakin gw untuk naik kapal itu *wwwwwooooowwwww*, sepertinya sudah mulai berani dia. Tapi sayang karena kapalnya sudah penuh jadi kita membatalkan untuk naik KM bertingkat itu. Pindahlah ke kapal yang masih lengang dan disini pun gw di buat terkejut lagi.. Ndut mengajak duduk di area depan dan di bangku paling depan!! yak! paling depan!! dan dia duduk di tepi perahu yang deket dengan air... *kedipkedip senang*. Melihat tingkah lakunya yang seperti itu, dalam hati gw tersenyum bahagia karena FINALLY gw berhasil menghilangkan ke phobiaan dia dari kapal dan laut... *sukses sukses sukses sukses* dan mulai dari sekarang dan seterusnsya sepertinya akan semakin sering aja nie plesiran ke lautnya dan bisa ajak si Ndut untuk gw perkenalkan yang namanya SNORKLING *wuahahahahahaha *mukajahat.. Sepanjang perjalanan Ndut juga gak mual, gak pingsan #eh yang ada malah dia senyum-senyum dan malah gw yang puyeng dan mual karena telat ma'em tadi siang, untungnya juga saat perjalanan pulang keadaan air laut tenang biasanya bergelombang gak karuan. 45 menit berlalu dan akhirnya tibalah kita di Tanjung Pasir, saat turun si ndut mulai sok-sokan gak pegangan sama bambu *duh anak ini, ntar kalo jatoh gw yang ketempuan*

Wajah cerah sumringah yang sudah tidak takut lagi sama laut <3 <3 <3

Well... akhirnya selesai sudah perjalanan expert pulang pergi plesiran gw dan si Ndut ke P. Untung Jawa. capek, seneng, semuanya jadi satu. Saatnya balik ke habitat awal, melanjutkan hari esok dengan penuh semangat dan energi positif, aaammmiinnn. Thanks Ndut, kamu hebat hari ini... Love u aahhh #kecupbasah.

Info budget :
Parkir Motor : Rp. 10.000
Tranportasi KM PP 2 orang : Rp. 80.000
Makan Siang : Rp. 120.000
Sewa Tikar : Rp. 10.000
Snack : Rp. 30.000 -- gak kemakan cuma air minumnya aja yang ludes
Toilet 2 orang dan Bilasan 1 orang : Rp. 7.000

Total Budget : Rp. 257.000

Kalo gw boleh saran, sebaiknya gak usah beli camilan kalo cuma pergi berdua atau berempat karena di P. Untung Jawa porsi makannya gguueedddeeeee... dan kalo cuma pergi berdua mungkin baiknya pesen paket makan yang Rp. 70.000 aja untuk berdua (Nasi, sambel, ikan, udang/cumi, lalapan, minum). Bedanya paket makan 120rb dan 70rb adalah hanya di porsinya saja. Lebih irit dan gak bakal kekenyangan juga... hehehehehe...